Kamis, 02 November 2017

keanekaragaman tumbuhan bawah pada tingkat jenis di Kebun Raya UHO

I.       PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Ekosistem  merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan  timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan yang saling  mempengaruhi. Hubungan ini dikatakan suatu sistem karena memiliki  komponen komponen dengan fungsi berbeda yang terkoordinasi dengan baik  sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik. Komponen-komponen penting dalam ekosistem adalah komponen abiotik (komponen makhluk hidup) dan komponen abiotik (komponen benda mati).  Komponen biotik misalnya hewan, tumbuhan dan mikroba, sedangkan  komponen abiotik misalnya air, udara, tanah, dan energi.
Tumbuhan bawah merupakan vegetasi yang menempati lapisan bawah suatu komunitas pohon. Komunitas pohon tersebut dapat berupa hutan alam, hutan tanaman atau suatu bidang kehutanan yang lain. Tumbuhan bawah dapat menimbulkan kerugian, tetapi ada pula manfaatnya. Tumbuhan bawah mempunyai kemampuan menahan aliran permukaan sehingga tingkat erosi akan lebih rendah. Tumbuhan bawah menyediakan bahan organik, sehingga menciptakan iklim mikro yang baik bagi serangga pengurai.
Studi komposisi vegetasi tumbuhan bawah memerlukan bantuan dari studi tingkat populasi atau jenis. Hal ini dapat dimengerti karena struktur dan komposisi jenis suatu komunitas dipengaruhi oleh hubungan yang terjadi dalam komunitas. Vegetasi tumbuhan bawah juga merupakan salah satu komponen ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi- kondisi faktor lingkungan yang mudah diukur dan nyata. Ada dua cara dalam mengkaji vegetasi, yaitu dengan mendeskripsikan dan menganalisis, masing- masing dengan berbagai konsep pendekatan yang berlainan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum analisis kenekaragaman tumbuhan bawah untuk mengetahui komposisi vegetasi tumbuhan bawah tingkat jenis di kebun raya UHO.

1.2.   Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung dan mempelajari keanekaragaman tumbuhan bawah pada tingkat jenis.

1.3.   Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini agar dapat menghitung dan mempelajari keanekaragaman tumbuhan bawah pada tingkat jenis.










II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Hutan
Hutan merupakan salah satu habitat dari berbagai jenis organisme yang merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU No. 41/1999 tentang Kehutanan). Salah satu penyusun hutan adalah vegetasi, yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama pada satu tempat di mana antara individu-individu penyusunnya terdapat interaksi yang erat, baik di antara tumbuhtumbuhan maupun dengan hewan hewan yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut (Hamidun dan Baderan, 2014).
Hutan tropis dataran rendah merupakan salah satu tipe ekosistem hutan yang mendominasi sebagian besar wilayah daratan di Sumatera. Hutan dataran rendah Sumatera memiliki kekayaan hayati yang tinggi. Hutan tropis dataran rendah memiliki peranan penting sebagai sumber kayu, cadangan plasma nutfah, sumber bahan obat-obatan dan sebagai penyedia jasa lingkungan seperti pengatur sistem tata air, pencegah erosi, pengontrol pola iklim dan penyimpan karbon
(Suwardi et al., 2013).
                        Hutan merupakan salah satu habitat dari berbagai jenis organisme yang merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU No. 41/1999 tentang Kehutanan). Salah satu penyusun hutan adalah vegetasi, yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama pada satu tempat di mana antara individu-individu penyusunnya terdapat interaksi yang erat, baik di antara tumbuhtumbuhan maupun dengan hewan hewan yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut (Verrawaty dan Rosmini, 2013).

2.2. Komposisi Vegetasi
Vegetasi adalah kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama pada suatu tempat membentuk suatu kesatuan dimana individu-individunya saling tergantung satu sama lain yang disebut sebagai komunitas tumbuh-tumbuhan. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu  area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu (Isa, 2015).
Komposisi tegakan dan tingkat penguasaan jenis vegetasi sangat berkaitan dengan persaingan pertumbuhan. Indikator tercapainya proses adaptibiliti untuk semua jenis vegetasi dalam pertumbuhannya akan menghasilkan komposisi tegakan dan tingkat penguasaan jenis vegetasi dengan pertumbuhan yang normal dari waktu ke waktu. Kondisi demikian akan tercapai jika tidak terjadi gangguan selama proses pertumbuhan dan perkembangan berlangsung (Tulalessy, 2012).
Tumbuhan bawah dapat menimbulkan kerugian, tetapi ada pula manfaatnya. Studi komposisi vegetasi tumbuhan bawah memerlukan bantuan dari studi tingkat populasi atau jenis. Hal ini dapat dimengerti karena struktur dan komposisi jenis suatu komunitas dipengaruhi oleh hubungan yang terjadi dalam komunitas. Vegetasi tumbuhan bawah juga merupakan salah satu komponen ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisikondisi faktor lingkungan yang mudah diukur dan nyata. Ada dua cara dalam mengkaji vegetasi, yaitu dengan mendsskripsikan dan menganalisis, masingmasing dengan berbagai konsep pendekatan yang berlainan (Dahir, 2012).

2.3. Keanekaragaman Tumbuhan
Keanekaragaman hayati (biological diversity) atau sering disebut dengan biodiversity merupakan suatu istilah untuk menyatakan tingkat keanekaragaman sumber daya alam hayati yang meliputi kelimpahan atau penyebaran dari ekosistem, jenis dan genetikkeanekaragaman hayati tumbuhan dapat dilihat dari nilai kerapatan, frekuensi, dominansi, INP (indeks nilai penting), dan indeks kemerataan, indeks kekayaan margalef, indeks keragaman shanon-wiener, indeks dominansi dan indeks kesamaan komunitas (Mustian, 2009).
Keanekaragaman hayati yang tinggi menunjukkan bahwa dalam komunitas tersebut memiliki kompleksitas tinggi dan akan terjadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi atau jaring makanan, predasi, pembagian relung yang secara teoritis lebih kompleks dan lebih stabil. Keanekaragaman jenis dapat digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil walaupun terdapat gangguan terhadap komponen-komponennya (Nugroho dan Ulfah, 2015).
Adanya perbedaan tingkat keanekaragaman jenis tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu stres lingkungan,  lingkungan yang ekstrem, seperti sumber air panas, daerah beragam, puncak gunung, merupakan habitat yang penuh dengan stress. Hanya beberapa jenis tumbuhan yang mampu bertahan di habitat tersebut. Luas areal Semakin luas areal, biasanya keanekaragaman jenis yang ada semakin tinggi. Secara umum hubungan antara luas dan kekayaan jenis dapat digambarkan dengan rumus. Heterogenitas habitat habitat yang heterogan mempunyai banyak habitat mikro di dalamnya yang masing-masing dikuasai jenis tumbuhan tertentu. Oleh karena itu semakin heterogen habitat semakin banyak jenis yang mampu hidup di dalamnya (Tudjuka, 2014).



III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini di laksanakan dilaksanakan pada hari Senin, 26 Desember 2016 Pukul 08.00 WITA. Bertempat di Kebun Raya Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ekosistem hutan dan ekosistem non-hutan (savana) yang akan diamati.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah meteran 20 meter dan 1 meter, patok, tali rafia, counter dan petunjuk pengenalan jenis tumbuhan bawah.  
3.3. Prosedur Kerja
            Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.    Membuat petak contoh pengamatan dengan ukuran 1 m x 5 m di masing-masing ekosistem yang akan diamati. Untuk memudahkan pengukuran dan pengamatan, petak contoh tersebut dibagi lagi menjadi 1 m x 1 m.
2.    Menghitung banyaknya jenis dan banyaknya individu-individu setiap jenis yang ada.
3.    Jenis dan individu yang dihitung adalah tumbuhan yang sudah tumbuh lengkap (dapat diidentifikasi).


3.4. Analisis Data
            Data yang diperoleh di setiap petak contoh dianalisis dengan menggunakan formula:
A.    Indeks kekayaan dari margalef
R1 = (S – 1) / ln (n)
keterangan :
R1 = Indeks Margalef
S = jumlah jenis
n = jumlah total individu
B.      Indeks keanekaragaman dari shannon-Wieners

Keterangan:
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon – Wiener
S = jumlah jenis
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = Total seluruh individu
C.      Indeks kemerataan
E = H’ / ln (s)
keterangan:
E = Indeks kemerataan
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon – Wiener
S = jumlah jenis
 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
            Adapun hasil dari pengamatan analisis vegetasi tanaman bawah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Ekosistem Savana
Nama Jenis
Jml Indv
Plot
ni/N
ln(ni/N)
H'
Beri-beri
7
1
0,019337
-3,94573
0,076299
Proteaceae
18
1
0,049724
-3,00127
0,149235
A2
8
1
0,022099
-3,8122
0,084248
A3
3
1
0,008287
-4,79303
0,039721
Lumut
58
1
0,160221
-1,8312
0,293397
Paku-pakuan
22
1
0,060773
-2,8006
0,170202
Komba-komba
13
2
0,035912
-3,32669
0,119467
B2
1
2
0,002762
-5,89164
0,016275
Proteaceae
16
2
0,044199
-3,11906
0,137859
Beri-beri
7
2
0,019337
-3,94573
0,076299
Paku-pakuan
100
2
0,276243
-1,28647
0,35538
Proteaceae
8
3
0,022099
-3,8122
0,084248
Beri-beri
2
3
0,005525
-5,1985
0,028721
alang-alang
18
3
0,049724
-3,00127
0,149235
D1
4
4
0,01105
-4,50535
0,049783
Paku-pakuan
53
4
0,146409
-1,92135
0,281303
Beri-beri
3
4
0,008287
-4,79303
0,039721
D3
14
4
0,038674
-3,25259
0,125791
Beri-beri
7
5
0,019337
-3,94573
0,076299
Jumlah
362
1
2,35348
LN
5,891644212

R1
0,678927623

E'         
1,462299437

Luas Plot
0,0001

Jumlah Plot
5

Total Luas Plot
0,0005



           
Tabel 1.2. Ekosistem hutan alam
Nama Jenis
Jml Indv
Plot
ni/N
ln(ni/N)
H'
A2.1
1
1
0,055556
-2,89037
0,160576
B2.1
3
2
0,166667
-1,79176
0,298627
C2.1
4
3
0,222222
-1,50408
0,334239
C2.2
3
3
0,166667
-1,79176
0,298627
D1.1
1
4
0,055556
-2,89037
0,160576
D2.2
2
4
0,111111
-2,19722
0,244136
E2.1
3
5
0,166667
-1,79176
0,298627
E2.2
1
5
0,055556
-2,89037
0,160576
Jumlah
18
1
1,955984
LN
2,890372

R1
1,383905

E
1,215321

Luas Plot
0,0001

Jumlah Plot
5

Total Luas Plot
0,0005















4.2. Pembahasan
Tumbuhan bawah merupakan vegetasi yang menempati lapisan bawah suatu komunitas pohon. Komunitas pohon tersebut dapat berupa hutan alam, hutan tanaman atau suatu bidang kehutanan yang lain. Tumbuhan bawah dapat menimbulkan kerugian, tetapi ada pula manfaatnya. Tumbuhan bawah mempunyai kemampuan menahan aliran permukaan sehingga tingkat erosi akan lebih rendah. Tumbuhan bawah menyediakan bahan organik, sehingga menciptakan iklim mikro yang baik bagi serangga pengurai.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa praktikum ini digunakan plot 1 x 1 sebanyak 5 plot di hutan savana dan  di hutan alam. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui dan membedakan jenis dan keragaman  individu di masing-masing ekoistem hutan yang  berbeda.
Pada hutan savana jenis tumbuhan yang mendominasi ekosistem ini yaitu jenis paku-pakuan sebanyak 175  individu dengan 11 jenis tumbuhan yang berbeda-beda. Indeks Margalef pada ekosistem savanna sebesar 0,678927623, dengan indeks kemerataan sebesar 1,462299437. Jumlah keseluruhan pada ekosistem hutan alam sebesar 362 jenis individu.
            Pada hutan alam jenis tumbuhan yang mendominasi ekosistem ini yaitu jenis C2.1 dengan jumlah individu sebanyak 4 jenis dengan 11  jenis tumbuhan yang berbeda-beda. dengan jumlah keseluruhan pada ekosistem hutan alam sebesar 18 jenis individu. Margalef pada ekosistem savanna sebesar 1,38391, dengan indeks kemerataan sebesar 1,21532.18 individu.
            Pada hutan alam keanekaragam jumlah dan jenisnya lebih rendah di bandingkan hutan savana karena pada hutan savanna di tumbuhi tumbuhan yang pertumbuhannya dan penyebarannya relatif cepat hal ini karena tumbuhan ini suka pada lahan  yang kebutuhan cahaya penuh serta perebutan unsur haranya tidak begitu besar dibandinkan dengan ekosistem hutan alam yang perebutan makanannya tinggi sehingga tanaman bawah makanan yang diperoleh sedikit dan pertumbuhan tanaman bawah pada hutan alam lebih lama. Sehingga jumlah jenis individu pada hutan savanna lebih banyak.















V.  PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini bahwa, pada hutan savana jenis tumbuhan yang mendominasi ekosistem ini yaitu jenis paku-pakuan sebanyak 175  individu dengan 11 jenis tumbuhan yang berbeda-beda. Pada hutan alam jenis tumbuhan yang mendominasi ekosistem ini yaitu jenis C2.1 dengan jumlah individu sebanyak 4 jenis dengan 11  jenis tumbuhan yang berbeda-beda. Hal ini berarti bahwa kenekaragaman jenis dan jumlah pada hutan savanna lebih besar di bandingkan hutan alam.

5.2. Saran              
            Saran yang dapat saya sampaikan agar pada praktikum selangjutnya praktikan tidak melakukan gangguan pada plot yang telah di buat  agar tidak adanya tumbuhan yang terinjak.





DAFTAR PUSTAKA
Dahir. 2012.  Struktur dan Komposisi Vegetasi Tumbuhan Bawah (Semak, Herba, Dan Rumput) Dengan Variasi Ketinggian, Pada Naungan Tectona Grandis L.F, di Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.. Uniersitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Hamidun, M.S dan Baderan, D.W.K. 2014.  Habitat, Niche dan Jasa Lingkungan Penyusun Utama Vegetasi Kawasan Hutan Nantu Boliyohuto. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.

Isa, Y. 2015. Struktur Vegetasi Tingkat Pohon Di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Mustian. 2009. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Pada Tanah Ultrabasa di Areal Konsesi Pt. Inco Tbk. Sebelum Penambangan Propinsi Sulawesi Selatan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nugroho, A.S., Anis, T dan Ulfah, M. 2015. Analisis Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Berbuah di Hutan Lindung Surokonto, Kendal, Jawa Tengah Dan Potensinya Sebagai Kawasan Konservasi Burung. Jurnal Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Universitas Pgri Semarang. Jawa Tengah. Vol. 1(3). Hal 472-476.

Suwardi, A.B., Mukhtar, E dan Syamsuardi. 2013. Komposisi Jenis dan Cadangan Karbon di Hutan Tropis Dataran Rendah, Ulu Gadut, Sumatera Barat.  Jurnal Berita Biologi. Universitas Andalas Padang. Padang. Vo.l 12(2). Hal 169.

Tudjuka, K., Ningsih, S dan Toknok B. 2014. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat Pada Kawasan Hutan Lindung Di Desa Tindoli Kecamatan Pamona Tenggara Kabupaten Poso. Jurnal Warta Rimba. Universitas Tadulako. Sulawesi Tengah. Vol 2(1). Hal. 120-128.

Tulalessy, A.H. 2011. Potensi Flora Di Kabupaten Seram Bagian Barat.  Universitas Pattimura Ambon. Ambon.Vol. 1(1).
Verrawaty dan Rosmini. 2013. Tinjauan Hukum Terhadap Dampak Aktifitas Usaha Dikawasan Taman Hutan Raya Bukit Soehato. Jurnal Beraja Niti. Universitas Mulawarman. Bandung. Vol. 2(10).Hal 5.

 

1 komentar:

  1. Slot Machine - Chasing Casinos
    Looking for Slot Machine Games งานออนไลน์ to Play Online for Real Money? Choosing Slot 샌즈카지노 Machines for Real Money Online Casinos. We provide our players with everything you need choegocasino to

    BalasHapus